Langsung ke konten utama

“JAM KARET” YANG MENJADI BUDAYA

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNya, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai syarat mengikuti agenda seminar yang diadakan oleh BEM ristek FIB, dengan judul Jam Karet yang Menjadi Budaya Mahasiswa Undip. Dengan membuat karya tulis ini kami berharap dapat menjadi awal yang baik untuk aktif dalam berkontribusi di acara-acara penelitian.

Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya waktu untuk memikirkan konsep yang matang. Namun, berkat kerjasama dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita harus meninggalkan budaya yang bersifat negatif dan mulai menumbuhkan kesadaran untuk tepat waktu dalam segala hal. Karena kita adalah bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia tercinta.


                                                                                                                           Tim Penyusun


I.                   Pendahuluan

A.  Latar Belakang
Mengatasi sebuah kebiasan buruk untuk diri sendiri itu sangat sulit apalagi kebiasaan itu dilakukan oleh banyak orang atau sebuah kelompok. Salah satu kebiasaan buruk yang sulit diubah oleh masyarakat Indonesia, yaitu menghilangkan kebiasaan sering datang terlambat atau biasa disebut “ngaret”. Kenapa menyebutkan Negara? Kenapa bukan perorangan saja? Karena hal ini tidak bisa dipungkiri lagi, penyebabnya adalah kebanyakan masyarakat Indonesia sering mengulur-ulur waktu.
Penyebab dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering melakukan hal tersebut bisa jadi karena factor geografis. Kenapa? Di Indonesia, mata pencaharian kebanyakan orang adalah sebagai petani, dan karena Indonesia hanya memiliki dua musim, bila mereka ingin bercocok tanam bias dilakukan kapan saja. Hal ini menyebabkan mereka sangat santai, karena mereka bias bercocok tanam kapan pun mereka inginkan.
Lain halnya dengan di Negara-negara yang memiliki empat musim. Untuk bercocok tanam mereka harus pintar-pintar mengatur waktu yang tepat. Ini mengakibatkan orang yang tinggal di Negara-negara tersebut lebih tepat waktu daripada di Negara seperti Indonesia. Apabila mereka salah mengatur waktu, akbitnya yaitu tanaman yang mereka tanaman tidak bias berkembang dengan baik, bahkan bias mati.
Mahasiswa sebagai generasi masa depan, tidak sepantasnya mengikuti budaya seperti itu. Mahasiswa harus bisa memilah mana hal yang patut ditiru atau tidak. Untuk mengubah kebiasaan buruk itu, bisa dimulai dari diri kita sendiri. Misalnya, dengan datang tepat waktu dalam mengikuti kuliah. Bila diri sendiri saja sudah tidak bisa mengubah kebiasaan itu, bagaimana bisa mengubah kebiasan yang dilakukan oleh banyak orang. Setelah  kita bias mengubah kebiasaan diri sendiri, barulah kita mengajak orang-orang di sekitar agar berhenti menyepelekan dan membuang waktu untuk hal yang tidak efektif. Waktu yang hanya 24 jam itu harus lebih dimanfaatkan agar bisa berguna. Dengan cara ini InsyaAllah, kebiasaan buruk itu akan hilang dengan sendirinya.

B. Abstark
jam karet sudah menjadi budaya di indonesia. sifat buruk ini telah trurun temurun dilakukan. tapi untuk mengubah itu semua butuh banyak pengorbanan, baik itu dari segi waktu, uang dsbnya. ini tugas bagi kita semua untuk mengubah itu.  

C.     Identifikasi Masalah
Suatu ketidaksengajaan yang terjadi di kehidupan dan sekarang telah menjadi kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan serta menganggap itu hal yang sudah biasa. Berikut beberapa contoh :
 1. Dikarenakan kurang menerapkan sikap disiplin
2. Sifat yang terlalu menggampangkan seseorang bahwa akan memberikan toleransi jika terjadi keterlambatan dalam suatu forum formal maupun informal
 3. Sifat bawaan yaitu malas
4. Ketergantungan seseorang terhadap social media menjadikannya lupa waktu
5. Adanya suatu halangan yang tidak disengaja Faktor-faktor tersebut rmembuat produktivitas dan manage waktu jadi kocar-kacir. Akan tetapi, jika seseorang tersebut profesional maka ia akan datang tepat pada waktunya.
D.              Pembatasan Masalah
Karena cakupan kebiasaan jam karet telah melanda dikehidupan, maka kami hanya membataskan dari segi kalangan mahasiswa yang ada di Universitas Diponegoro.
E.    Rumusan Masalah
1.      Apa faktor utama yang menyebabkan “Jam Karet” bagi Mahasiswa FIB Undip?
2.      Mengapa Mahasiswa FIB Undip sering telat?
3.      Bagaimana mengatur waktu agar tidak terjadi “Jam karet?”
F.  Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor utama yang menyebabkan budaya “Jam Karet” bagi mahasiswa FIB Undip sehingga mereka dapat mengubah budaya tersebut untuk menjadi lebih disiplin. Manfaat lainnya adalah memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat pada umumnya serta mahasiswa pada khususnya tentang pembahasan terkait.

G. Tujuan Penulisan
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang bermanfaat, yang kelak akan membantu mahasiswa dalam merubah kebiasaan “Jan Karet”. Adapun rincian tujuan tersebut ialah:
1.      Mengetahui sejauh mana “Jam Karet” telah menyebar.
2.      Mengetahui seberapa banyak Mahasiswa yang memiliki kebiasaan “Jam Karet”.
3.      Mengetahui sejak kapan dan dikondisi seperti apakah “Jam Karet” dilakukan.
H. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis menggunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung dan teknik wawancara. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkau internasional yaitu, Internet.
II.                PEMBAHASAN
 ISI
Jam karet adalah istilah yang merujuk kepada konsep "elastisitas" waktu, di mana sebuah waktu yang telah ditentukan bukan merupakan sesuatu yang pasti, melainkan sesuatu yang dapat diundur (dianalogikan dengan direnggangkan seperti karet) sehingga lebih bersifat sebagai penanda suatu jangka masa yang berkisar pada waktu tersebut.
Budaya jam karet memang bukanlah hal yang baru di Indonesia, bahkan telah mengakar pada masyarakat Indonesia. Hal ini lah sebaiknya kebudayaan yang tidak baik ini harus dihilangkan karena banyak akibat buruk dari budaya jam karet itu, baik untuk perseorangan ataupun untuk banyak pihak. Tak terkecuali di lingkungan FIB Undip yang dilakukan dari dosen sampai mahasiswanya.
Untuk dosen, contohnya saja, jika saat waktunya untuk memberikan pengajaran mata kuliah, tapi dengan sengaja datang terlamabat karena dia merasa mahasiswanya akan datang terlamabat, jadi daripada dia datang ke kelas tapi yang datang baru datang sedikit, akhirnya dia merasa lebih baik datang agak terlamabat atau si dosen merasa bosan, sehingga dengan sengaja dia melakukan itu. Ada juga dosen yang melakuakan itu tanpa disengaja, mungkin saja si dosen tersebut sedang ada rapat yang sangat penting dengan Rektor, Dosen lain, atau dengan orang lain sehingga dia mau tidak mau harus terlambat untuk datang untuk mengisi mata kuliah.
Untuk mahasiswanya, contohnya saja mereka sering sengaja berangkat terlambat. Walaupun tidak semua mahasiswa seperti itu. Tapi mahasiswa yang sering sengaja berngkat terlambat itu biasanya mahasiswa yang berangkat kuliah hanya untuk absen saja, itu berarti mereka lebih mementingkan absennya daripada ilmu yang mereka dapat. Selain itu pada saat ada acara-acara resmi maupun non resmi yang mereka buat, terkadang banyak waktunya menjadi molor dari waktu yang ditentukan. Tidak dipungkiri bila mahasiswa-mahasiswa udnip ada juga yang seperti itu baik dia berada dikelas yang dianggap pintar maupun kelas yang dianggap biasa-biasa saja.
Karena budaya jam karet merupakan budaya yang kurang baik, jadi sebaiknya kebudayaan tersebut tidak larut-larut dilestarikan oleh banyak orang indoneisa. Agar kita sebagai orang Indonesia bisa belajar bagaimana cara disiplin waktu caranya adalah dengan cara belajar mengatur waktu yang ada.
Akibat
 Indonesia terkenal dengan orang-orangnya yang suka ngaret atau telat. Hal ini bisa kita rasakan bila kita memiliki janji dengan orang-orang Indonesia, pasti mereka akan datang lima menit setelah jam yang ditentukan bahkan bisa lebih dari itu.
“Jam Karet” menjadi kebudayaan Indonesia yang harus dihilangkan.
Kita bisa mendengar dari orang-orang bisa bila ada yang terlamabat datang, dan mereka pasti akan berkata “ biasa, orang Indonesia, suka ngaret”. Hal ini sudah membuktikan bila kebiasan jam karet telah menjadi budaya di Indonesia, tak terkecuali di FIB Undip.
 Orang yang suka ngaret sering meremehkan waktu.
Terkadang bila kita perhatikan orang yang sering ngaret secara seksama, pasti kita bisa menyimpulkan bila orang itu tidak menghargai waktu yang dia miliki. Mereka hanya merasa proses yang mereka jalani itu tidaklah terlalu berarti, sehingga membuat waktu mereka yang berharaga itu dibuang sia-sia.
 Menghambat kegiatan penting yang telah ditentukan/direncanakan, dan waktunya akan menjadi lebih molor dari yang telah direncanakan.
Contoh saja ada acara yang seharusnya jam 7 sudah dimulai. Tapi karena beberapa penyebab seperti pesertanya banyak yang terlambat, ketersedian fasilitas yang belum lengkap dan sebagainya membuat acara tersebut diundur beberapa menit bahkan sampai beberapa jam.
III.             PENUTUP
 Saran
 Kesadaran dari diri sendiri. Apapun yang kita lakukan itu berdasarkan kesadaran dari diri sendiri. Sama halnya juga bila kita ingin kita ingin mengubah apapun kebiasaan buruk kita. Bila buakan dari dirisendiri terlebih dahulu, walaupun dengan cara apapun tidak dapat mengubah kebiasaan buruk kita karena dari sendiri sudah menolak untuk berubah untuk lebih baik.
 Datang ketempat tujuan lebih awal. Saat ada janji dengan seseorang jam 10 pagi, kita harus sampai tempat janjiannya sekitar 5-10 menit sebelum waktu yang di tentukan. Hal ini dilakukan agar orang lain merasa kita telah menghargai orang yang membuat janji tersebut.
 Lebih menghargai waktu yang ada. Dengan adanya rasa mengahrgai waktu, maka kita kita tidak akan mensia-siakan waktu yang ada, walau hanya satu detik pun. Karena oaring pintar dan cerdas itu pasti akan sangat menhargai waktu yang mereka miliki. Dengan itulah orang-orang yang pintar dan cerdas itu bisa mendapatkan kesuksesannya.
 Miliki rasa malu bila terlambat ke tempat janjian tersebut. Jika ada rasa malu dalam hati bila kita datang terlambat ke tempat janjian kepada orang yang telah dijanjikan, maka otomatis tanpa disadari oleh diri sendiri otak kita bekerja untuk berusaha agar tidak terlambat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Jodoh Tak Kunjung Datang?

Bagi wanita umur 25 adalah umur dimana pertanyaan "kapan nikah?" mulai bermunculan. mulai dari keluarga, sepupu, teman sampai tetangga. awalnya sih santai aja denger pertanyaan itu. tapi... saat usia sudah mulai bertambah menjadi 26 lalu 27 kamu mulai resah mulai gelisah melihat teman-teman banyak yang telah menikah bahkan sudah memiliki anak. apa kabar kamu? Kenapa masih belum ada yang datang menjemputkmu? ada yang salahkah dari dirmu? tentu saja tidaaaak Tenang, janganlah kalian berburuk sangka pada Allah. kita semua tahu bahwa sebaik-baik rencana adalah rencana Allah. mungkin sekarang kita masih sendiri kamu tahu kenapa? Karena Allah tahu kalau kamu masih harus belajar. Belajar apa? Belajar cara berumah tangga, cara manajemen keuangan rumah tangga, cara melayani suami seperti apa, mendidik anak yang benar. sudah pernah kalian pelajari? belum kan? naaah, itu dia, Allah tahu kalian belu

Tata Cara dan Etika Berpidato

Permasalahan yang berkait langsung dengan tata cara berpidato sudah semestinya mengacu pada kebenaran urutan penyusunan sebuah wacana/bentuk karangan, yaitu berpola urutan: pemnukaan-pengembangan (isi)-penutup (isi pidato). Sebab secara teroitis, isi pidato sejalan dengan isian urutan sebuah karangan, yaituterdiri atas: alinea pembuka, alinea isi, dan alinea penutup. Bagian 'pembukaan' berisi penghormatan dan sapaan yang ditujukan kepada pendengar. Pendengar ditempatkan pada posisi sebagaimana figur yang harus dihormati dan dihargai, sebab pendengar merupakan objek yang nantinya akan meneruskan, mengikuti, menjalankan tujuan materi pidato. Porsi penyampaian bagian 'pembukaan' jangan terlalu singkat atau terlalu panjang dan telalu bertele-tele sebab akan membuat pendengar merasa bosan. Porsi penyampaian bagian 'pembukaan' sewajarnya, terlebih jika bagian 'pengembangan' ternyata memerlukan waktu yang relatif lama/panjang. bagian 'pengembangan

PUISI

                      "PEDIH" Daun berjatuhan di musim semi Daun demi daun adalah hati ku Begitu pedih, begitu sedih Adakah yang bisa menemani hati ini Menjaga dan memahami hati ini? Sepi, saat ku sedih Ramai, saat ku bahagia Semua begitu buruk, semua begitu palsu Adakah yang tulus? Hanya waktu yang akan menjawab