Langsung ke konten utama

Bahasa INDONESIA menjadi bahasa yang besar





Bahasa Indonesia (BI) merupakan bahasa terbesar di asia tenggara. Hal itu di tinjau dari segi penuturannya yang berjumlah lebih dari 220 juta orang. Jumlah itu akan semakin bertambah banyak, jika BI dikembalikan kepada subrumpun bahasa asalnya, Melayu. Sebab bahasa tersebut tidak hanya didukung oleh warga negara indonesia saja tapi juga Malaysia, Singapura, Brunei Darulsalam, Filipina dan sebagian Thailand.

Disamping jumlah penuturannya yang cukup banyak, BI juga sangat di minati oleh baebagai bangsa di dunia sejak sebelum indonesia merdeka. Hal itu terbukti dari banyaknya peneliti asing, terutama peneliti belanda, inggris, swiss, perancis, dan jerman, yang mengkaji bahasa dan budaya indonesia (nusantara).

Data lain yang memperkuat posisi  BI adalah berdirinya berbagai fakultas studi ketimuran (faculty of oriental studiest), kajian Asia Tenggara (south east asian studies), dan pusat studi Indoneisa (Indonesian Studiest) di berbagai perguruan tinggi di luar negeri.

Berdasarkan data biro Perencanaan dan kerja sama Luar Negeri (BPKLN) Depdiknas 2007, tercatat 77 negara terlibat dalam pembelajaran bahasa dan budaya indonesia melalui program Darma Siswa RI (Indonesian Scholarship program). Bila kita asumsikan bahwa di dalam negeri pengiriman peserta Darma Siswa RI (DSRI) terdapat 3-5 lembaga, maka jumlah jumlah lembaga seluruhnya lebih dari 300 unit.

Ratusan lembaga kajian indoneisa tersebut tidak terlepas dari pengajaran BI yang di selenggarakan oleh masing-masing lembaga di negaranya, baik yang melibatkan maupu yang tidak melibatkan pengajar indonesia sebagai penutur asli ( native speaker) sebab penguasaan BI menjadi tujuan utama lembaga penyelenggaraan.

Pengajaran BI untuk penutur asing tersebut bisa di sebebut dengan pengajaran BIPA ( Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). Dengan banyaknya pengajaran BIPA di luar negeri, posisi tawar BI menjadi meningkat, karena dikenal dan di kuasai oleh penutur asing sehingga ke depan berpotensi menjadi bahasa internasional.

nach, begitu hebat nya Bahasa Indoneisa kita ini..! kenapa kita harus malu terhadap negara lain. seharusnya kita bangga bisa menjadi bagian dari indonesia.  TERIMA KASIH,,!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Jodoh Tak Kunjung Datang?

Bagi wanita umur 25 adalah umur dimana pertanyaan "kapan nikah?" mulai bermunculan. mulai dari keluarga, sepupu, teman sampai tetangga. awalnya sih santai aja denger pertanyaan itu. tapi... saat usia sudah mulai bertambah menjadi 26 lalu 27 kamu mulai resah mulai gelisah melihat teman-teman banyak yang telah menikah bahkan sudah memiliki anak. apa kabar kamu? Kenapa masih belum ada yang datang menjemputkmu? ada yang salahkah dari dirmu? tentu saja tidaaaak Tenang, janganlah kalian berburuk sangka pada Allah. kita semua tahu bahwa sebaik-baik rencana adalah rencana Allah. mungkin sekarang kita masih sendiri kamu tahu kenapa? Karena Allah tahu kalau kamu masih harus belajar. Belajar apa? Belajar cara berumah tangga, cara manajemen keuangan rumah tangga, cara melayani suami seperti apa, mendidik anak yang benar. sudah pernah kalian pelajari? belum kan? naaah, itu dia, Allah tahu kalian belu

Tata Cara dan Etika Berpidato

Permasalahan yang berkait langsung dengan tata cara berpidato sudah semestinya mengacu pada kebenaran urutan penyusunan sebuah wacana/bentuk karangan, yaitu berpola urutan: pemnukaan-pengembangan (isi)-penutup (isi pidato). Sebab secara teroitis, isi pidato sejalan dengan isian urutan sebuah karangan, yaituterdiri atas: alinea pembuka, alinea isi, dan alinea penutup. Bagian 'pembukaan' berisi penghormatan dan sapaan yang ditujukan kepada pendengar. Pendengar ditempatkan pada posisi sebagaimana figur yang harus dihormati dan dihargai, sebab pendengar merupakan objek yang nantinya akan meneruskan, mengikuti, menjalankan tujuan materi pidato. Porsi penyampaian bagian 'pembukaan' jangan terlalu singkat atau terlalu panjang dan telalu bertele-tele sebab akan membuat pendengar merasa bosan. Porsi penyampaian bagian 'pembukaan' sewajarnya, terlebih jika bagian 'pengembangan' ternyata memerlukan waktu yang relatif lama/panjang. bagian 'pengembangan

PUISI

                      "PEDIH" Daun berjatuhan di musim semi Daun demi daun adalah hati ku Begitu pedih, begitu sedih Adakah yang bisa menemani hati ini Menjaga dan memahami hati ini? Sepi, saat ku sedih Ramai, saat ku bahagia Semua begitu buruk, semua begitu palsu Adakah yang tulus? Hanya waktu yang akan menjawab