Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Tata Cara dan Etika Berpidato

Permasalahan yang berkait langsung dengan tata cara berpidato sudah semestinya mengacu pada kebenaran urutan penyusunan sebuah wacana/bentuk karangan, yaitu berpola urutan: pemnukaan-pengembangan (isi)-penutup (isi pidato). Sebab secara teroitis, isi pidato sejalan dengan isian urutan sebuah karangan, yaituterdiri atas: alinea pembuka, alinea isi, dan alinea penutup. Bagian 'pembukaan' berisi penghormatan dan sapaan yang ditujukan kepada pendengar. Pendengar ditempatkan pada posisi sebagaimana figur yang harus dihormati dan dihargai, sebab pendengar merupakan objek yang nantinya akan meneruskan, mengikuti, menjalankan tujuan materi pidato. Porsi penyampaian bagian 'pembukaan' jangan terlalu singkat atau terlalu panjang dan telalu bertele-tele sebab akan membuat pendengar merasa bosan. Porsi penyampaian bagian 'pembukaan' sewajarnya, terlebih jika bagian 'pengembangan' ternyata memerlukan waktu yang relatif lama/panjang. bagian 'pengembangan

"IMPIAN" Bahasa Indonesia di Internasional

"impian" menjadi bahasa internasional tersebut bukan suatu yang mustahil, sebab di samping ratusan jumlah lembaga pengajar BIPA di luar negeri, berdasarkan sebaran data pada BPKLN Depdiknas RI 2007, jumlah perguruan tinggi di indonesia yang terlibat dalam penyelenggaraan pengajaran BPIA juga tidak kurang dari 40. Hal itu juga ditambah lagi kader alumni Darma Siswa RI yang tersebar ke seluruh dunia, yang kebanyakan berasal dari negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jerman, Jepang, Perancis, dan RRC. "impian" tersebut sangat mengiurkan, sebab bisa menjadi peluang untuk menjadikan BI sebagai salah satu bahasa dunia/internasional. Persoalanya adalah, maukah kita menangkap peluang tersebut, dan pedulikah kita untuk mengangkat BI menjadi bahasa dunia. Hal paling mendasar untuk menangkap peluang itu adalah membangun komitmen internal, yakni komitmen pemerintah pusat dengan perangkat-perangkat yang dimilikinya. Komitmen tersebut harus diikuti

Visi dan Misi Pendidikan Bahasa INDONESIA

Karena kita adalah warga negara indonesia, lebih baik kita mengetahui visi dan misi pendidikan bahas indonesia..! karena tak kenal maka tak sayang...! oke, kita langsung saja.. Visi : menjadikan bahasa indonesia sebagai salah satu instrumen pengembangan kepribadian mahasiswa menuju terbentuknya insan akademis yang mahir berkomunikasi secara tertulis ataupun secara lisan dengan bahasa indonesia yang baik dan benar. Misis : tercapainya kemahiran mahasiswa berbahasa indoneisa untuk menguasai, menerapkan dan mengembangkan ipteks dengan penuh rasatanggung jawab dalamkedudukan sebagai kaum terpelajar dan warga negara indonesia yang berbudi pekerti mulia. itulah visi misi pendidikan bahasa indonesia.. tetaplah cinta indonesia ya..?

Bahasa INDONESIA menjadi bahasa yang besar

Bahasa Indonesia (BI) merupakan bahasa terbesar di asia tenggara. Hal itu di tinjau dari segi penuturannya yang berjumlah lebih dari 220 juta orang. Jumlah itu akan semakin bertambah banyak, jika BI dikembalikan kepada subrumpun bahasa asalnya, Melayu. Sebab bahasa tersebut tidak hanya didukung oleh warga negara indonesia saja tapi juga Malaysia, Singapura, Brunei Darulsalam, Filipina dan sebagian Thailand. Disamping jumlah penuturannya yang cukup banyak, BI juga sangat di minati oleh baebagai bangsa di dunia sejak sebelum indonesia merdeka. Hal itu terbukti dari banyaknya peneliti asing, terutama peneliti belanda, inggris, swiss, perancis, dan jerman, yang mengkaji bahasa dan budaya indonesia (nusantara). Data lain yang memperkuat posisi  BI adalah berdirinya berbagai fakultas studi ketimuran (faculty of oriental studiest), kajian Asia Tenggara (south east asian studies), dan pusat studi Indoneisa (Indonesian Studiest) di berbagai perguruan tinggi di luar negeri. Berdasar